Mendekati persalinan, kontraksi akan terus datang. tapi tidak semua kontraksi di akhir kehamilan adalah tanda bahwa Ibu akan segera melahirkan.
Maka dari itu perlu diketahui bahwa ada juga kontraksi palsu atau braxton hicks yang bisa bunda rasakan.
Mendekati persalinan, kontraksi akan terus datang. tapi tidak semua kontraksi di akhir kehamilan adalah tanda bahwa Ibu akan segera melahirkan.
Maka dari itu perlu diketahui bahwa ada juga kontraksi palsu atau braxton hicks yang bisa bunda rasakan.
Sebenarnya, braxton hicks merupakan latihan kontraksi bagi Mama untuk menghadapi persalinan.
Meskipun kontraksi palsu ini hanyalah latihan, membedakannya dengan kontraksi tanda persalinan yang sesungguhnya agak sulit, terutama ketika kontraksi palsu semakin sering seiring dekatnya hari persalinan.
Sebenarnya, kontraksi palsu sudah muncul sejak kehamilan mama berusia 20 minggu. Rasanya perut terasa kencang yang dimulai dari puncak rahim kemudian menyebar ke bagian bawah, dan berlangsung sekitar 15-30 detik, meski dapat pula berlangsung selama dua menit atau lebih lama.
Selain itu, gejala kontraksi palsu lainnya adalah sebagai berikut:
Untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang mungkin Mama rasakan selama kontraksi palsu, cobalah untuk mengubah posisi. Mama bisa mencoba berbaring dan berusaha untuk relaks jika Mama tengah berdiri, atau bangun dan berjalan-jalan jika Mama sedang duduk.
Pastikan Mama juga tidak kurang minum. Dehidrasi, walaupun ringan terkadang dapat memicu kontraksi palsu.
Mama juga bisa mengatur napas dengan lebih baik atau Mama juga bisa menerapkan teknik pernapasan yang mungkin selama ini sudah dipelajari.
Dengan demikian, Mama lebih mudah menghadapi kontraksi yang sesungguhnya jika saatnya tiba. Jangan lupa untuk segera menghubungi dokter atau bidan jika kontraksi yang Mama rasakan terus semakin menguat ya!
Setelah tadi memahami gejala kontraksi palsu, berikut adalah gejala kontraksi asli yang merupakan tanda persalinan yang sesungguhnya, Ma:
Jika Mama merasakan gejala di atas, maka sebaiknya segera ke rumah sakit. Namun, jika Mama masih belum benar-benar yakin dengan kontraksi yang dirasakan, maka hubungi dokter atau bidan mama terlebih dahulu untuk memastikannya. Setelah itu, ikuti instruksi dari dokter atau bidan mama.
Itulah tadi cara membedakan kontraksi palsu dan asli yang perlu Mama ketahui. Mengetahui beda kontraksi asli dan palsu sejak dini dapat membantu meredakan kekhawatiran yang Mama rasakan. Semoga bermanfaat!
Sebagai calon orangtua, mengetahui jenis kelamin bayi sangat menyenangkan. selain USG dan tes darah, banyak cara tradisional yang bisa dipakai untuk mengetahui jenis kelamin si Kecil.
Umumnya di Indonesia untuk mengetahui jenis kelamin bayi dapat dilihat dari bentuk perut si ibu.
Salah satu yang umum di Indonesia adalah melihat bentuk perut ibu hamil dapat menentukan jenis kelamin calon bayi. Mungkin Mama pernah mendengar ada yang berkomentar, “Wah, perutnya terlihat mancung, pasti bayinya perempuan!”
Benarkah bentuk perut hamil anak perempuan lebih tinggi, Ma? Penjelasannya dapat Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini ya.
Saat hamil, mungkin banyak yang akan menebak jenis kelamin calon bayi hanya dengan melihat bentuk perut. Konon, jika Mama hamil anak perempuan maka perut Mama akan terlihat mancung atau tinggi.
Perut yang membuncit agak tinggi dipercaya menjadi ciri bayi yang ada di kandungan itu berjenis kelamin perempuan. Namun apakah ini benar, Ma?
Benarkah bentuk perut bisa menunjukkah apakah Mama mengandung bayi berjenis kelamin perempuan atau laki-laki? Ini mitos ya, Ma. Jadi bentuk perut hamil anak perempuan tidak dapat dilihat dari apakah itu tinggi atau lebar.
Dilansir dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, narasi yang menyatakan bentuk perut tinggi artinya Mama sedang mengandung bayi perempuan itu adalah mitos.
Bentuk perut selama kehamilan ditentukan oleh beberapa faktor, namun jenis kelamin bukan salah satu faktornya.
Berikut beberapa hal yang menentukan bentuk perut Mama saat hamil:
Berdasarkan penjelasan yang dikutip dari Healthline, ukuran maupun bentuk perut mama tidak dapat menentukan jenis kelamin bayi. Bentuk perut mama saat hamil ditentukan oleh otot perut, rahim, dan posisi bayi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, setiap perempuan bisa memiliki bentuk perut yang berbeda-beda saat hamil.
Perlu Mama ketahui bahwa posisi janin bisa berubah seiring bertambahnya usia kehamilan, sehingga bentuk perut akan turut berubah.
Ketika perut bagian bawah membesar, itu artinya Mama sudah semakin dekat dengan persalinan. Sedangkan bentuk perut yang menonjol ke depan dipengaruhi oleh kandung kemih dan posisi bayi dalam perut.
Tinggi rendahnya bentuk perut juga ditentukan riwayat kehamilan. Pada kehamilan pertama, posisi kandungan biasanya berada di atas. Sedangkan pada kehamilan kedua, posisi kandungan akan semakin turun ke bawah disebabkan otot perut yang mulai kendur.
Besar kecilnya perut mama bisa dipengaruhi berat badan bayi dalam kandungan. Rata-rata bayi laki-lai memiliki berat badan lebih berat dibanding bayi perempuan. Namun ini tidak terjadi pada semua mama ya. Ada pula kasus yang menunjukkan berat badan bayi tidak memengaruhi bentuk perut mama.
Biasanya, jika Mama memiliki lebih dari 1 anak, baby bump akan lebih cepat terlihat. Ini disebabkan karena otot yang membentuk dinding perut sedikit lebih longgar akibat kehamilan sebelumnya.
Mama yang lebih kurus baby bump-nya lebih cepat terlihat karena memang perut mereka lebih kecil. Ini disebabkan oleh lapisan lemak di perut yang tebal. Sebaliknya, ada juga ibu hamil yang memiliki badan besar namun baby bump tidak terlalu besar.
Mengetahui jenis kelamin bayi adalah hal yang membahagiakan orangtua. Banyak hal bisa dilakukan di rumah untuk mengetahui jenis kelamin, termasuk melihat bentuk perut hamil. Namun ini jangan dijadikan patokan ya, Ma. Mama bisa melakukannya untuk sekedar bersenang-senang.
Untuk memastikan jenis kelamin calon bayi, Mama bisa mengetahuinya lewat USG atau tes darah.